1
Ruang lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu dan cara uji roti jenis
biskuit.
2
Definisi
Biskuit
adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung teringu dengan penambahan bahan
makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan .
3
Syarat
mutu
3.1. Air..................
……... : maximum 5%
3.2. Protein...................... :
minimum 9%
3.3. Lemak...................... :
minimum 9,5%
3.4. Karbohidrat
............. : minimum 70%
3.5. Abu...........................
:
maximum 1,6%
3.6. Logam
berbahaya ..... : negatip
3.7. Serat kasar............... :
maximum 0,5%
3.8. Kalori ..... kal/100 gr...
: minimum 400
3.9. Jenis tepung ............. :
terigu
3.10. Bau dan rasa ............ :
normal, tidak tengik
3.11. Warna
....................... : normal
4
Cara
pengambilan contoh
Menurut
persetujuan antara pembeli dan penjual, dan dianjurkan contoh itu mewakili
sebuah tanding/party.
Tiap contoh berjumlah 250 gr.
5
Cara uji
Pekerjaan
pendahuluan
Biskuit
dihaluskan dengan baik sampai serba sama dan segera diuji.
5.1
Uji
keadaan
Dikerjakan secara Organoleptis.
5.2
Kadar air
Ditimbang
dengan teliti 1-2 g contoh ke dalam botol timbang yang telah diketahui
bobotnya, dikeringkan dalam pengering listrik pada 105oC,
didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai bobot tetap.
hilang bobot
Kadar air= x 100%
g contoh
5.3
Kadar protein
Ditimbang
dengan teliti 1-2 g contoh, dimasukkan ke dalam labu Kyldahl lalu ditambahkan
10 g campuran selen (4 g selen 3 g CaSPO4 dan 190 g Na2SO4
) dan 30 ml H2SO4 pekat teknis.
Kemudian
dipanaskan mula-mula atas nyala kecil (dalam ruang asam) sambil digoyang-goyangkan.
Sesudah 5-10 menit api dibesarkan dan terus dipanaskan hingga warna cairan
menjadi hijau jernih.
Sesudah
didinginkan, diencerkan dengan 250 – 300 ml air dan dipindahkan kedalam labu
didih dari 500 ml yang di dalamnya telah ditambahkan beberapa butir batu didih.
Ditambahkan
120 ml NaOH 30% dan segera disambung dengan alat penyuling dan disulingkan
hingga 2/3 dari cairan tersuling. Sulingan yang terjadi diterima dalam H2SO4
0,25 N berlebihan. Akhirnya kelebihan H2SO4 dititar
kembali dengan NaOH 0,5 N (indikator mengsel).
Blanko harus dikerjakan juga seperti di atas.
(Blanko – ml NaOH)
x N x 0,014 x 6,25
Kadar protein = x 100%
g contoh
5.4
Kadar lemak
Ditimbang
dengan teliti 1-2 g contoh, dimasukkan ke dalam piala, lalu ditambah 30 ml HCl
25% dan 20 ml air dan beberapa butir batu didih. Lalu ditutup dengan kaca
arloji dan didinginkan sampai mengarang (15 menit). Kemudian panas-panas
disaring dan zat padatan yang terkandung didalamnya dimasukkan ke dalam kertas
saring pembungkus (Huls) diseduh dengan eter minyak tanah selama 2-3 jam dengan
mempergunakan alat solet.
Sesudah
itu eter disulingkan dan seduhan (lemak) dikeringkan lebih dahulu dengan alat
peniup, kemudian dengan alat pengering listrik selama 0,5 - 1 jam pada suhu 102
- 105°C, ditimbang hingga bobot tetap. Berat seduhan (extract) adalah jumlah
lemak.
berat
seduhan
Kadar
lemak = x 100%
berat
contoh
Catatan:
Dapat juga dipergunakan normal heksan dengan faktor
0,019.
5.5
Kadar serat kasar
Ditimbang
dengan teliti 2 - 5 g contoh yang telah bebas dari lemak, dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 750 ml. Kemudian ditambahkan 100 ml H2SO4 1,25%.
Dididihkan selama 30 menit, mempergunakan pendingin
tegak.
Kemudian ditambahkan lagi 200 ml NaOH 3,25%, dididihkan
14 selama 30 menit. Dalam keadaan panas disaring ke dalam corong Buchner berisi
kertas saring yang telah diketahui bobotnya (lebih dahulu dikeringkan pada
105°C selama 1/2 jam).
Dicuci berturut-turut dengan air panas,
H2SO4 1,25% air panas dan alkohol 96%. Kertas saring
dengan isinya diangkat dan dimasukkan ke dalam cawan pijar yang telah diketahui
bobotnya, lalu dikeringkan pada 105°C selama 1 jam hingga bobot tetap.
Setelah itu cawan seisinya diabukan dan dipijarkan,
akhimya ditimbang sampai bobot tetap.
A – B – C
Kadar serat kasar = x 100%
Bobot contoh
Dimana
: A :
bobot cawan + kertas saring + isi
B :
bobot abu + cawan
C :
bobot kertas saring.
5.6
Kadar Karbohidrat
Dengan
cara pengurangan yaitu :
Kadar
Karbohidrat = 100% - % (air + protein + lemak + serat kasar + abu).
5.7 Logam-logam bahaya (Hg, Pb, Cu)
Ditimbang 5 - 10 gr contoh, ditambahkan beberapa tetes
asam sulfat pekat, lalu diabukan. Kemudian abu ditambahkan asam chlorida pekat
dan diuapkan di atas penangas air, lalu dikeringkan pada 102 - 105°C selama 1/2
jam.
Bila ada silikat dipisahkan, sisanya ditambahkan asam
chlorida encer dan disaring.
Logam-logam berbahaya ternyata tidak ada/diabaikan bila
larutan contoh dari abu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
2 g contoh diabukan, kemudian ditetesi asam chlorida
(HCI) 5 tetes dan diencerkan dengan 10 ml air. Kemudian 5 ml larutan abu itu
bila ditambahi 2 tetes larutan natrium sulfida 1 N tetap jernih.
5 ml larutan abu itu bila ditambahkan 0,1 g natrium bikarbonat
dan 1 tetes kalium ferrosianida tetap jernih.
5.8
Kadar abu
Ditimbang
dengan teliti 2 – 3 g contoh, masukkan dalam cawan pijar platina yang telah
diketahui bobotnya.
Panaskan
pertama-tama dengan nyala kecil, kemudian dengan nyala besar hingga abunya
menjadi putih. Kemudian didinginkan hingga bobot
tetap.
penambahan bobot
Kadar abu = x 100%
g
contoh
5.9
Nilai kalori
Nilai kalori per 100 g contoh = (9 x % lemak + 4 x %
protein + 4 x % karbohidrat) kal.
Catatan:
Kalau abu sukar menjadi putih, teteskan air beberapa
tetes kemudian pijarkan kembali.
5.10
Uji Jenis Tepung
Sisa seduhan lemak diuji secara mikrokopis.
0 comments:
Post a Comment